0

TELAH DIBUKA SLB BINTANG HATI BUNDA

Bintang hati bunda adalah salah satu lembaga pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus yang pelayanan didalamnya meliputi Terapi individual perilaku, wicara dan okupasi yang dirancang sesuai kebutuhan dan kemampuan anak. Selain itu, Bintang Hati Bunda kini membuka layanan sekolah luar biasa untuk anak berkebutuhan khusus pada jenjang pendidikan TKLB (usia 3-7 tahun), SDLB (usia 7-12 tahun), SMPLB (usia 13-15 tahun) dan SMALB (usia 15-18 tahun). Adapun layanan khusus yang tersediadi Bintang Hati Bunda yaitu untukĀ  anak tunarungu (B), anak tunagrahita (C), anak tunadaksa (D), anak tunalaras (E) dan anak autis.

Semoga dengan ilmu dan kemampuan yang kami miliki, kami dapat memberikan pendidikan yang dibutuhkan untuk anak berkebutuhan khusus yang spesial ini.

0

Memilih Sekolah Untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki hambatan bahkan gangguan pada beberapa aspek perkembangannya seperti bahasa, perilaku, motorik dan sosial yang bersifat permanen juga temporer.
Anak berkebutuhan khusus membutuhkan layanan pendidikan khusus yang berbeda dengan anak lain pada umumnya.
Ada beberapa layanan sekolah yang telah banyak tersedia untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak berkebutuhan khusus seperti sekolah alam,sekolah inklusif serta sekolah khusus/ SLB.

  • Sekolah alam adalah sekolah dengan pelaksanaan kegiatannya melibatkan alam dan lingkungan sekitar. Untuk anak berkebutuhan khusus yang kurang pengalaman dan memiliki hambatan dan masalah pada kemampuan motoriknya, sekolah alam baik diberikam untuk mereka. Anak anak dapat terlatih kemampuan motorik kasar dan halusnya dari alam sekitar melalui kegiatan yang diberikan. Udara yang dihirup lebih segar dan lebih sehat.
  • Pendidikan Inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang mengatur agar difabel dapat dilayani di sekolah terdekat, di kelas reguler bersama-sama teman seusianya. Tanpa harus dikhususkan kelasnya, siswa dapat belajar bersama dengan aksesibilitas yang mendukung untuk semua siswa tanpa terkecuali difabel. Inklusif dapat berarti bahwa tujuan pendidikan bagi peserta lembaga pendidikan baik itu dari sekolah dasar sampai tingkat universitas yang memiliki hambatan adalah keterlibatan yang sebenarnya dari setiap siswa dalam kehidupan sekolah yang menyeluruh. Pendidikan inklusif dapat berarti penerimaan siswa atau mahasiswa yang memiliki hambatan ke dalam kurikulum, lingkungan, interaksi sosial dan konsep diri (visi-misi) sekolah atau universitas.

Sebelum anak berkebutuhan khusus mengikuti program inklusi di sekolah umum, mereka sebaiknya memiliki ‘bekal’ yang cukup dari sekolah luar biasa yang dijalani sebelumnya. “Sekolah luar biasa adalah jembatan seorang anak untuk mengikuti program inklusi di sekolah umum. Atau bisa juga bekal yang cukup dari tempat terapinya dan terapis, dokter dan psikolog memastikan bahwa anak sudah mampu dimasukan ke sekolah inklusi (berbaur dengan teman yang lain dan kurikulum baru).

  • Sekolah luar biasa atau SLB adalah sebuah sekolah yang diperuntukkan bagi anak berkebutuhan khusus agar bisa mendapatkan layanan dasar yang bisa membantu mendapatkan akses pendidikan. Dengan jenis yang berbeda, berbeda pula strategi pembelajaran serta fasilitas yang dimiliki.

Sekolah luar biasa mengajarkan anak mengenai berbagai keterampilan dan kemampuan dari mulai yang dasar agar anak mampu mengikuti arahan, pelajaran, bina diri, sosialisasi bahkan dapat mengikuti kurikulum pendidikan di sekolah umum dan diterima dilingkungan luar.

SLB A: Sekolah yang diperuntukkan bagi anak tunanetra. Mereka biasanya memiliki hambatan dalam indra penglihatan, sehingga strategi pembelajaran yang diberikan di sekolah ini harus mampu mendorong mereka memahami materi yang diberikan oleh para guru. Di SLB A ini, media pembelajarannya berupa buku braille serta tape recorder.

SLB B: Sekolah yang diperuntukkan bagi anak yang memiliki kekurangan dalam indra pendengaran atau tunarungu. Media pembelajaran yang diberikan di sekolah ini yakni membaca ujaran melalui gerakan bibir yang digabung dengan cued speech yaitu geraka tangan untuk bisa melengkapi gerakan pada bibir. Selain itu, media lainnya yakni melalui pendengaran dengan alat pendengaran yaitu conchlear implant.

SLB C: Sekolah yang ditujukan untuk tunagrahita atau individu dengan intelegensi yang di bawah rata-rata serta tidak memiliki kemampuan adaptasi sehingga mereka perlu mendapat pembelajaran tentang bina diri dan sosialisasi. Mereka cenderung menarik diri dari lingkungan dan pergaulan.

SLB D: Sekolah yang diperuntukkan bagi mereka yang memiliki kekurangan dalam anggota tubuh mereka atau disebut tunadaksa. Pendidikan di SLB D bertujuan mengembangkan potensi diri siswa itu sendiri agar mereka bisa mandiri dan mengurusi diri mereka.

SLB E: Sekolah yang diperuntukkan bagi mereka yang bertingkat tidak selaras dengan lingkungan yang ada atau biasa disebut dengan tunalaras. Mereka biasanya tidak bisa mengukur emosi serta kesulitan dalam menjalani fungsi sosialisasi.

SLB G: Sekolah yang diperuntukkan bagi tunaganda, yakni mereka yang memiliki kombinasi kelainan. Mereka biasanya kurang untuk berkomunikasi, atau bahkan tidak berkomunikasi sama sekali. Perkembangan dalam motoriknya terlambat, sehingga butuh media pembelajaran yang berbeda untuk bisa meningkatkan rasa mandiri anak tersebut

Autisme: Sekolah yang diperuntukan untuk anak yang memperlihatkan tanda gangguan perkembangan dibawah 3 tahun meliputi perkembangan bahasa dan kemampuan seorang anak untuk berkomunikasi, berinteraksi, serta berperilaku. Bukan hanya autisme, ASD juga mencakup sindrom Asperger, sindrom Heller, dan gangguan perkembangan pervasif (PPD-NOS). Pendidikan di SLB dapat membantu anak autis mendapat pembelajaran sesuai kemampuan dan kebutuhannya.

Tujuan semua pendidikan adalah sama, memberikan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhn anak. Tak terkecuali untuk anak berkebutuhan khusus, yang membutuhkan layanan dan pendidikan khusus sesuai kebutuhan dan kemampuannya.
Jadi sebelum kita menentukan akan kemana anak kita di sekolahkan, maka lihatlah kemampuan yang anak miliki. Lihatlah progres saat mereka terapi, belajar di rumah dan upaya lainnya yang telah diberikan sebelum masuk sekolah. Jika terlihat masih jauh tertinggal dari kemampuan yang seharusnya dimiliki pada anak usianya, maka lebih baik dimasukan ke SLB, sekolah khusus atau terapi agar lebih tepat penanganan dan cepat perkembangannya. Namun, jika memang terlihat hanya kurang sedikit perbedaan kemampuan anak dari segala aspek dan anak terlihat memiliki progres yang cepat saat menerima pembelajaran, maka anak sudah dapat dimasukan ke sekolah inklusi dengan atau tanpa pendamping sesuai kebutuhan.

0

PROGRAM BARU BINTANG HATI BUNDA

Mulai bulan Maret 2019, Bintang Hati Bunda akan pindah lokasi ke JALAN PELANDUK NO.27 BANDUNG.

Alhamdulillah di tempat baru, kamipun hadir dengan program tambahan yang pastinya dinanti Ibu dan Bapak semuanya.

Home schooling dan Gemar baca tulis adalah program kami yang baru, program ini diperuntukan untuk orang tua yang menginginkan anaknya sekolah informal dengan lebih privacy, lebih khusus, lebih aman, ingin ada kegiatan agar tidak selaku main gadget, keseharian diisi dengan kegiatan bermain yang menyenangkan, sosialisasi dan pastinya lebih diperhatikan dalam segala hal termasuk perkembangannya. Dengan program dan SDM yang terlatih, kami akan berupaya mengoptimalkan kemampuan dan kemandirian anak anak melalui pembelajaran yang menyenangkan.

1. Home schooling
Home schooling adalah program pendidikan informal di bawah pengarahan orangtua di rumah/ lingkungan. Bintang Hati Bunda sebagai praktisi home schooling yang berperan memberikan layanan pembelajaran untuk anak 2-6 tahun dengan program berbasis kemampuan dan kebutuhan anak sesuai usia.

Melalui pembelajaran dan pembiasaan, anak akan mudah terlatih dan terbiasa mandiri. Proses pembelajaran tertruktur dan menyenangkan dengan perpaduan metode montessori juga terapi.

Target perkembangan yang menjadi sasaran home schooling adalah sebagai berikut:

  • Moral dan nilai agama
  • Sosial, emosi dan kemandirian
  • Bahasa
  • Kognitif
  • Fisik/ Motorik
  • Seni
  • Bina diri

Mulai jam 09.00 s/d 12.00

2. Gemar baca tulis (GEmar Baca tuLIS)
Program ini seperti calistung pada umumnya , dengan tujuan mempersiapkan anak masuk sekolah dasar dengan kemampuan yang pastinya sudah mantap dalam berbagai aspek perkembangan (akademik).

Program gemar baca tulis diperuntukan untuk anak usia 3-6 tahun yang sudah dapat mengerti perintah dan arahan secara klasikal dan pemahaman akademik dasar.

Saat trial dapat ditentukan apakah anak sudah bisa masuk kelas ini atau masih home schooling (materi menyeluruh).

Kelas siang Senin, Rabu dan Jumat pukul 13.00-14.00
Kelas pagi Selasa dan Kamis pukul 09.00-10.00

(Jadwal sewaktu-waktu bisa berubah)

Pada anak usia dibawah 3 tahun tidak dianjurkan untuk diajarkan akademik seperti mengenal angka huruf bahkan membaca ya bu, hanya boleh dikenalkan saja tanpa target anak harus bisa dan itupun menggunakan permainan tanpa anak sadari sedang belajar akademik.

Diatas 3 tahun baru mulai di arahkan sedikit sedikit mengenal angka dan huruf bahkan baca.
Jika terlalu dini diajarkan akademik, maka pada usia 6-7 tahun anak biasanya mulai malas dan berontak karena terlalu lelah saat waktunya bermain pada usia kecil sudah banyak belajar.
Maka dari itu, Bintang Hati Bunda memberikan layanan ini dengan tujuan utamanya yaitu membuat anak menggemari kegiatan membaca dan menulis, bukan memaksakan anak harus bisa membaca dan menulis. Jika anak menggemarinya, maka anak akan belajar dengan gembira tanpa rasa tertekan.

  • Rapotan per tiga bulan dengan laporan worksheet setiap harinya
  • Di tangani oleh guru dan terapis berkompeten.
  • Maksimal 5 anak dalam satu kelas

Dapatkan PROMO menarik kami untuk pendaftar bulan Februari- April 2019
Discont 30% uang pangkal

PENAWARAN MENARIK

  • Potongan harga untuk paket home schooling dan terapi
  • Free trial 2 kali pertemuan

SEGERA DAFTARKAN BUAH HATI ANDA

INFO LEBIH LANJUT
WULAN TRESNAWATI S.Pd
082115457261
Jalan Pelanduk No.27 Lengkong Bandung

0

INTERVENSI DINI PADA HAMBATAN PERKEMBANGAN ANAK

Pada tanggal 29 Maret 2018 saya diminta untuk mengisi materi parenting dalam acara pembagian hasil evaluasi pertiga bulan TK Ar Rauf yang bertempat di Jalan Banteng No.49 (bersebelahan dengan Bintang Hati Bunda). Alhamdulillah terlihat antusias para orang tua dan wali murid saat mengikuti acara parenting tersebut. Mudah-mudahan materi yang saya sampaikan dapat bermanfaat. Jika yang ingin bertanya boleh ditulis di kolom komentar atau langsung kontak saya di bio.

PENDAHULUAN

Setiap anak merupakan individu yang unik dengan kapasitas dan pertumbuhan yang berbeda-beda. Namun, untuk dapat melihat perkembangan apa saja yang seharusnya sudah dikuasai anak sesuai usianya dan mengetahui apakah perkembangan yang sekarang dimiliki anak kita sudah sesuai dengan usianya atau belum, orang tua harus cepat tanggap dengan mencari informasi yang tepat. Banyak faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Faktor tersebut dapat bersifat positif dan negatif. Faktor yang memberikan pengaruh positif seperti intake nutrisi yang baik dan seimbang, pemeliharaan kesehatan yang baik, pola pengasuhan yang baik, serta kondisi lingkungan yang bersih dan sehat, dll. Sedangkan faktor yang memberikan pengaruh negatif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak seperti kurangnya stimulus, terlalu asik dengan gadget, kemiskinan, keterlantaran, ketunasosialan, layanan kesehatan yang kurang baik dan lain-lain.

Perkembangan anak pada umumnya memang dapat berkembang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia, namun pada beberapa anak ada yang memang membutuhkan dukungan, perhatian dan stimulasi lebih agar perkembangannya dapat sesuai dengan usia anak.

PENGERTIAN INTERVENSI DINI

Intervensi dini adalah Salah satu bentuk perlakuan atau campur tangan pihak luar pada obyek sasaran pelayanan yang dilakukan segera setelah diduga adanya gangguan/permasalahan. Intervensi ini biasanya dilakukan pada usia sekolah, bahkan lebih kecil dari itu untuk mendeteksi apakah ada faktor yang menghambat dalam pertumbuhan dan perkembangan anak dari berbagai aspek agar segera diberikan penanganan yang tepat.

Intervensi dini dapat dilakukan oleh orang tua sendiri karena orang tua adalah orang terdekat anak dan mengetahui bagaimana perkembangan anak. Adapun tata cara intervensi dini yaitu:

  1. Perhatikan dan catat perkembangan anak yang telah dikuasai
  2. Cari tahu dari berbagai sumber mengenai tahapan perkembangan yang harusnya sudah dikuasai anak seusianya
  3. Temukan beberapa kemampuan yang belum dikuasai anak
  4. Lakukan intervensi dengan merikan stimulasi lebih pada aspek yang dianggap kurang berkembang (bila perlu terapi)
  5. Jika ternyata setelah diberikan stimulasi belum terlihat kemajuannya, maka orang tua membutuhkan peran para ahli dibidangnya seperti dokter spesialis, psikolog atau terapis.
  6. Penanganan yang tepat dan pemeliharaan.

Tidak semua anak berkembang sama sesuai dengan tahapan perkembangan yang ada. Namun dengan mengetahui beberapa tahapan perkembangan anak sesuai usianya, kita bisa menjadikan acuan atau gambaran apakah perkembangan anak kita sudah sesuai atau belum dan jika memang terdapat hambatan perkembangan, maka dapat segera ditangani.

TAHAPAN PERKEMBANGAN ANAK

  1. Perkembangan Bahasa
  • Usia 1 tahun

Memanggil orang tuanya saat meminta sesuatu

Mengucapkan minimal 3-6 kata bermakna

Mulai membeo

  • Usia 2 tahun

Membuat kalimat yang terdiri dari 2 – 3 kata

Mempelajari kata dengan perlahan

Minimal mengucapkan 50 kata

  • Usia 3 tahun

Hampir semua kata yang diucapkan sudah dapat dimengerti

  • Usia 4 tahun

Menanyakan mengapa

74% bahasanya sudah dapat dimengerti

  • Usia 5 tahun

Menyusun kalimat dengan baik

100% bahasanyasudah dapat dimengerti

  1. Perkembangan motorik
  • Usia 1 tahun

Mengangkat badan untuk berdiri dan melangkah

Bertepuk tangan

  • Usia 2 tahun

Merangkak naik turun tangga

Berjalan mundur

Naik tangga tabpa bantuan

Melompat dengan dua kaki

Menendang bola

  • Usia 3 tahun

Naik tangga tanpa bantuan dengan menempatkan satu kaki disetiap anak tangga

Mengayuh sepeda roda tiga

  • Usia 4-5 tahun

Melompat dengan satu kaki

Berlari sejauh 10 meter selama 6 detik

  1. Perkembangan sosial
  • Usia 1 tahun

Mulai menunjukan tanda tanda mampu bicara

Tidak mau berpisah dengan bunda

Berinteraksi dengan orang lain

  • Usia 2 tahun

Mulai menunjukan perhatiannya melalui ciuman dan pelukan

Cepat tertarik dan cepat menarik diri juga

Menangis saat mainannya diambil

  • Usia 3 tahun

Mengingat dan membutuhkan teman

Mulai penasaran terhadap karakter dari dongeng yang sering dibacakan

Mulai belajar konsep berbagi, empati dan mengenal berbagai emosi

  • Usia 4-5 tahun

Lebih menunjukan kepercaya dirian dan kemandirian dibanding sebelumnya

Senang bermain dalam group

  1. Perkembangan Kognitif
  • Usia 1 tahun

Dapat melihat cahaya dn mengikuti arah cahaya

Mengenal fungsi benda yang taka sing baginya

Mengenal orang asing atau bukan

  • Usia 2 tahun

Imajinasi anak menggabungkan realita dengan dunia fantasinya

Menganggap semua dilihat adalah nyata

Menganggap orang tua tau apa yang anak pikirkan

Dapat bereksplorasi dengan benda sekitar

  • Usia 3 tahun

Anak mulai memahami bahwa dia merupakan pribadi yang berbeda dengan orang lain

Anak hanya punya satu pandangan baik atau buruk

  • Usia 4-5 tahun

Mengetahui fungsi benda

Mengcocokan hingga belasan warna

Dapat membaca kata singkat 4 huruf

 

HAMBATAN PERKEMBANGAN ANAK YANG HARUS DIWASPADAI

  1. Perkembangan Bahasa
  • Usia 12 bulan

Anak belum mengucapkan sepatah katapun

Tidak berceloteh dan bergumam

Belum bisa melambaikan tangan, menggeleng dan menunjuk sesuatu

  • Usia 18 bulan

Tidak mengerti cara berkomunikasi/ butuh sesuatu

Tidak mengerti anggota tubuh

Belum bisa mengucapkan 3-4 kata bermakna

Tidak menambah kosa kata baru min 1 kata perminggu

  • Usia 2 tahun

Tidak meniru tingkah atau kata kata orang sekitar

Belum mengerti fungsi barang

Tidak mampu menggabung kata kata menjadi suatu kalimat

Tidak bisa menunjukan gambar saat diminta

Belum merespon perintah sederhana

  • Usia 3 tahun

Tidak dapat menggunakan aku/ kamu

Tidak tertarik bermain dengan anak lain

Ucapannya tidak jelas dan sulit dipahami

  • Usia 4 ā€“ 5 tahun

Tidak mengerti konsep sama dan berbeda

Belum bisa menggunakan kata aku dan kamu dengan tepat

Belum menguasai konsonan

  1. Perkembangan motorik
  • Usia 1 tahun

Anak belum bisa duduk tegak 5-10 menit

Anak belum bisa merangkak dan belum bisa ditarik ke posisi berdiri

Anak belum bisa berjalan sendiri saat usia 18-21 bulan

  • Usia 2 tahun

Belum bisa berjalan

Belum bisa melompat

Terlihat pasif

  • Usia 3- 5 tahun

Tidak bisa duduk diam (aktif)

Belum bisa menggenggam

  1. Perkembangan sosial
  • Usia 1 tahun

Anak tidak menoleh ke sumber suara

Anak tidak menoleh saat dipanggil nama

Anak tidak tertawa saat diajak bermain

  • Usia 2 tahun

Anak tidak mau melakukan kontak mata

Tidak tertarik bermain dengan anak lain

  • Usia 3 ā€“ 5 tahun

Tidak bisa berpisah dengan orang tua

Tidak mau bermain dengan teman

  1. Perkembangan Kognitif
  • Usia 1 tahun

Anak tidak tertarik pada wajah ibu

Anak tidak mencari benda jatuh

Anak tidak tertarik bermain cilukba

  • Usia 2 tahun

Anak tidak mampu mengelompokan bentuk dan warna yang sma

  • Usia 3 tahun

Anak tidak bisa menyebutkan namanya sendiri

  • Usia 4 ā€“ 5 tahun

Anak tidak bisa berhitung dengan benar

Anak tidak mengenali warna

 

STIMULASI YANG DAPAT DIBERIKAN

  1. Perkembangan Bahasa
  • Bermain pura-pura
  • Membacakan buku
  • Kurangi menonton TV
  • Jadwalkan untuk bermain bersama minimal 40 menit
  • Belajar meniup kapas, tissue atau bena lain yang ringan
  • Minum menggunakan sedotan
  • Bermain menggunakan flashcard
  • Pancing anak untuk mengucapkan sesuatu saat dia menginginkannya
  • Pada usia 2 tahun, anak sudah lepas empeng dan tidak minum susu dari dot
  1. Perkembangan motorik
  • Batasi waktu yang dihabiskan di bouncher, walkers dll,
  • Perbolehkan bayi bermain di lantai dengan pengawasan penuh
  • Bermain menumpuk dan menyususn balok
  • Memasukan manik manik ke dalam botol yang dilubangi
  • Menyediakan alat untuk berkreasi seni
  • Mainan yang meningkatkan kemampuan manipulatif
  • Bermain sepeda dan bermain di playground
  • Menyediakan dan menemani anak berolah raga
  1. Perkembangan sosial
  • Ajaklah anak bermain dengan teman sebaya
  • Libatkan anak saat ada tugas bersama temannya
  • Ajarkan anak berempati terhadap kondisi temannya yang sedang sedih
  • Ajarkan tentang identitas diri
  • Mengenalkan berbagai jenis emosi
  • Mengenalkan dan mengajarkan konsep negosiasi, kompetisi dan menolong
  1. Perkembangan Kognitif
  • Biarkan anak mencari sumber suara
  • Rajin membacakan buku dan mengajak anak berbicara
  • Menanggapi celotehan anak
  • Berikan kesempatan untuk anak bereksplorasi
  • Bernyanyi dan menggerakan tubuh

Semakin cepat intervensi ini dilakukan, maka akan semakin cepat juga anak diberikan penanganan yang tepat dan itu menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilah belajar atau terapi. Jangan menyerah untuk kebaikan anak. Hargai setiap usaha yang telah anak-anak lakukan. Percayalah tak ada usaha yang sia-sia. Mereka hanya membutuhkan waktu untuk menjalani semua proses pembelajarannya.

 

SEMOGA BEMANFAAT

0

Lowongan Pekerjaan

Lowongan pekerjaan

Dibutuhkan tenaga terapis untuk Anak Berkebutuhan Khusus Bandung.

Kirim CV dan lamaran anda ke Bintang Hati Bunda, Jalan Banteng No.49 Bandung atau kirim via email ke bintanghatibunda@gmail.com

Mari bergabung bersama kami untuk masa depan mereka.

Info selanjutnya hubungi:

Wulan 082115457261

0

Private Home Visit Anak Berkebutuhan Khusus

Bintang hati bunda memberikan layanan untuk:

Anak Berkebutuhan Khusus (Autism, Cerebral palsy, PDD-Nos, kurang konsentrasi, Disleksia, Disgrafia, Diskalkulia, Speech delay, Hyperactif)

*Terapi perilaku (Metode ABA)

Terapi perilaku bertujuan untuk memperbaiki atau merubah perilaku seseorang yang di anggap mengganggu atau tidak wajar menjadi perilaku yang lebih baik melalui metode ABA. Melalui terapi perilaku, aspek perkembangan anak yang belum berkembang dengan baik/mengalami hambatan dan gangguan, dapat di atasi karena materi dalam terapi ini mencangkup semua aspek seperti motorik halus dan kasar, melatih konsentrasi dan kesabaran, kemampuan mengikuti pelajaran, kemampuan kognitif, bahasa reseptif, bahasa ekspresif, pre akademik juga bina diri

*Terapi wicara

Terapi wicara bertujuan untuk meningkatkan atau mengoptimalkan kemampuan bicara anak.

Massage dan oromotor baik diberikan kepada anak dengan hambatan atau bahkan gangguan bicara. Selain itu, berikan terus stimulus seperti mengajarkan dan memperkenalkan banyak kosa kata disertai obyek nyata atau flash card. Jangan lupa berikan reward setiap anak mau berusaha mengeluarkan suara atau kata.

*Terapi okupasi

Terapi okupasi bertujuan untuk memberi kesibukan kepada anak melalui aktifitas motorik halus agar kekuatan otot dan keterampilan tangan (khususnya) lebih baik lagi.

Anak berkebutuhan khusus pada umumnya memiliki kemampuan motorik halus yang masih lemas dan akibatnya mereka kesulitan melakukan berbagai aktifitas sehari-hari seperti memakai baju, memasang kancing, makan dan kinum sendiri, menulis, menggenggam, melempar dll. Maka peran terapi okupasi disini untuk melatih kekuatan otot tangan anak agar lebih kuat dan terampil untuk melakukan berbagai kegiatan sehari-hari.

Terapis/ guru adalah seorang yang berpengalaman dibidangnya lebih dari 5 tahun dan lulusan Pendidikan Luar Biasa di Universitas swasta bandung.

Awal terapi akan dilakukan asesmen terlebih dahulu agar dapat terlihat sejauhmana kemampuan dan kabutuhannya dalam pembelajaran.

Laporan hasil belajar di lakukan setiap selesai terapi, dan rapotan/ evaluasi diadakan 3 bulan sekali.

āœØ Gratis konsultasi āœØ
More info:

Wulan Tresnawati S.Pd
WA 082115457261
http://www.bintanghatibunda.wordpress.com
Jalan Banteng no.49 Bandung
#bintanghatibunda

#terapiperilaku

#autis

#speechdelay

#telatbicara

#tempatterapi

#privatebandung

#terapiwicara

#terapiokupasi

#metodeABA

1

Mengenal lebih dekat dengan Montessori

Ini dia yang sedang trending topik di dunia parenting dan per emak’an šŸ˜„. Yuk kita belajar lebih dalam lagi tentang montessori.

  • Pengertian Montessori

Metode Montessori adalah suatu metode pendidikan untuk anak-anak, berdasar pada teori perkembangan anak dari Dr. Maria Montessori, seorang pendidik dari Italia di akhir abad 19 dan awal abad 20. Metode ini diterapkan terutama di pra-sekolah dan sekolah dasar, walaupun ada juga penerapannya sampai jenjang pendidikan menengah. Pada awal penelitian, metode ini diterapkan pada anak berkebutuhan khusus.

Ciri dari metode ini adalah penekanan pada aktivitas pengarahan diri pada anak dan pengamatan klinis dari guru (sering disebut “direktur” atau “pembimbing”). Metode ini menekankan pentingnya penyesuaian dari lingkungan belajar anak dengan tingkat perkembangannya, dan peran aktivitas fisik dalam menyerap konsep akademis dan keterampilan praktik. Ciri lainnya adalah adanya penggunaan peralatan otodidak (koreksi diri) untuk memperkenalkan berbagai konsep.

Montessori juga memperhatikan adanya saat-saat yang sensitif, ketika anak-anak memiliki kesempatan lebih baik dalam mempelajari sesuatu dibanding masa-masa lainnya.

Misalkan di awal masa anak-anak, mereka mempelajari segala sesuatunya melalui aktifitas gerak dan penginderaan, dengan berbagai material yang mengembangkan kekuatan kognitif melalui pengalaman langsung.

Beranjak besar, di tingkatan dasar, anak-anak mulai mengatur pikirannya dari hal-hal yang nyata ke arah yang abstrak. Mereka mulai mengaplikasikan pengetahuannya ke pengalaman nyata.

Pada setiap tingkatan usia, anak disiapkan untuk menghadapi dunia orang dewasa ketika pikiran dan emosi berkembang untuk lebih memahami konsep-konsep yang lebih abstrak seperti keadilan, kebebasan dan kesetaraan.

Semasa hidupnya Maria Montessori yakin bahwa pendidikan dimulai sejak bayi lahir, bahkan tahun-tahun awal kehidupannya meupakan masa-masa formatif yang paling penting baik fisik maupun mental anak. Seorang bayi mempunyai pikiran yang aktif, tidak hanya secara pasif menunggu instruksi dari orang dewasa, dan bisa menjadi apatis bila selalu ditinggal sendiri.

Metode pembelajaran yang sesuai dalam tahun-tahun kelahiran sampai usia 6 tahun biasanya akan menentukan kepribadian anak setelah dewasa. Karena perkembangan mental dalam usia- usia awal berjalan dengan cepat, periode ini tidak boleh disepelekan. Montessori yakin bahwa  pada  tahun-tahun awal,  anak mempunyai  ā€œPeriode-periode Sensitif (Sensitive Periods)ā€, selama masa-masa inilah dia secara khusus mudah menerima stimulasi- stimulasi itu. Kegiatan yang ada di dalam montessori ini sama seperti kegiatan terapi okupasi. Jadi, memang kegiatan ini sangat bermanfaat diberikan kepada anak-anak usia dini.

  •  Tujuan Montessori

Metode Montessori bertujuan sebagai pengantar prinsip, agar anak-anak mereka dapat memasuki kesenjangan pendidikan yang lebih tinggi dengan persiapan yang matang dimulai pada usia prasekolah.

Adapun tujuan yang lain dari metode Maria Montessori adalah

  • Membantu para orang tua dalam menerapkan pola pengajaran yang efektif bagi anak mereka.
  • Membantu anak-anak didik dalam mengembangkan tingkat intelektual, psikomotor, dan afektif yang ada pada diri mereka.
  • Membuat anak dituntut untuk dapat berkembang sesuai dengan periode perkembangannya saat mereka mulai peka terhadap tugas-tugas.
  • Mengajarkan pada anak cara belajar yang efektif dan optimal melalui permainan.
  • Mengembangkan keterampilan yang menekankan pada pentingnya anak bekerja bebas dan dalam pengawasan terbatas.
  • Anak diajarkan untuk dapat berkonsenterasi dan berkreasi
  • Anak dibiasakan untuk memilih sesuai dengan keinginan sendiri.

Adapun manfaat dari beberapa kegiatan montessori adalah untuk:

  • Meningkatkan kemampuan motorik halus
  • Meningkatkan keterampilan jari dalam memegang dan menggenggam
  • Meningkatkan konsentrasi anak
  • Meningkatkan kreatifitas anak
  • Mengenal warna
  • Mengebal ukuran
  • Mengenal tekstur
  • Melatih kesabaran
  • Melatih emosi
  • Dan banyak lagi sesuai jenis kegiatannya.

    Berikut adalah contoh kegiatan montessori untuk usia 12 sampai 36 bulan atau anak usia  1 ā€“ 3 th (toddler).

    Montessori di rumah dengan alat peraga yang ada di rumah. Bisa kita buat sendiri, yang penting niat dan kemauan bunda. Main kaya gini lebih baik dibandingkan terus pantengin gadget kan. Perhatikan setiap respon anak saat bermain dan saat menyelesaikan permainan sampai selesai dan sampai bisa. Dampingi anak disaat mereka mulai belajar sampai mereka bisa mandiri menyelesaikan tugasnya ya bun.

    Selamat mencoba šŸ˜

    Memasang tutup yang sesuai

    Bermain dengan air (mengambil benda yang diatas air)

    Memasukan ring tissu

    Memberi makan hewan dengan pom pom šŸ˜„

    Melukis diatas pasir (pakai jari ya bun)

    Memindahkan benda kecil menggunakan scoop

    Memberi makan kucing

    Melempar bola ke gawang

    Melukis munggunakan air saja šŸ˜…

    Mencari hewan di sobekan kertas

    Memindahkan bola menggunakan sendok besar

    Meronce bekas gulungan tissu

    Memasukan cotton bud ke lubang kecil

    Matching warna

    Kalau belum bisa mengenal warna, masukin aja dulu tepat ke lubangnya ya.

    Memasukan kancing sesuai warna

    Bermain peek a boo

    Memasukan sedotan ke botol

    Ide bermain lainnya

    Waaaah banyak nih ide bermain montessori di rumah. Gampang kan alat dan bahannya bun. Tidak mesti sama persis dengan yang ada di gambar ya bun, manfaatkan saja barang yang ada di rumah yang penting inti, tujuan dan sasarannya sama.

    Kegiatan ini diberikan sesuai usia dan kemampuan anak juga y. Dimulai dari yang termudah dulu.
    Mari bermain šŸ˜

    0

    Mengenal Lebih Dekat Dengan Terapi Wicara

    Apa itu Terapi Wicara?

    Terapi wicara adalah ilmu kedokteran yang menangani evaluasi, diagnosis, dan pengobatan gangguan penyebab ketidakmampuan bicara dan menelan. Terapi wicara memiliki lingkup yang luas. Terapis wicara menangani pasien dari berbagai usia dengan gangguan yang berbeda. Ada pula sub-spesialisasi yang khusus menangani anak. Terapi wicara bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Dengan diberikannya layanan terapi wicara bisa pada anak-anak, kemampuan bicara merrka akan lebih baik. Selain itu, terapi wicara juga bermanfaat untuk keterampilan mengunyah anak dan juga bisa menambah nafsu makan anak. Intervensi sedini mungkin pada anak yang memiliki hambatan bicara sangat berpengaruh terhadap hasil yang didapatkan nantinya.

    Siapa saja yang perlu mendapatkan layanan terapi wicara?

    Terapi wicara dibutuhkan oleh pasien dengan masalah bahasa, komunikasi, dan menelan karena gangguan kesehatan, harus menjalani terapi wicara. Gangguan komunikasi merujuk pada ketidakmampuan seseorang dalam menerapkan dan memahami pembicaraan dan berbahasa sebagai cara bersosialisasi. Gangguan ini mencakup keterlambatan bicara, perubahan suara, tidak mampu memahami pembicaraan atau berbicara dengan baik.

    Contoh-contoh gangguan bicara adalah:

    • Apraksia verbal pada anak
    • Gagap
    • Gangguan artikulasi atau bicara tidak jelas
    • Disartria atau gangguan artikulasi karena kerusakan saraf pusat
    • Gangguan otot orofasial
    • Kesulitan belajar, dalam membaca, mengeja, atau menulis
    • Mutisme
    • Afasia atau gangguan berbahasa
    • Gangguan irama bicara
    • Lisp atau tidak mampu melafalkan huruf dengan baik

    Gangguan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:

    • Kelainan pertumbuhan, seperti celah bibir dan langit mulut
    • Gangguan pendengaran
    • Gangguan saraf
    • Cedera otak

    Namun, dalam kasus tertentu, penyebab gangguan ini tidak diketahui sama sekali.

    Terapi wicara sangat penting untuk gangguan yang menyebabkan disfagia atau kesulitan menelan, seperti:

    • Penyakit Parkinsonmultiple sclerosis
    • Distrofi otot
    • Lumpuh otak
    • Autisme
    • Gangguan pendengaran
    • Penyakit asam lambung
    • Esofagitis
    • Kanker
    • Stroke
    • Sindrom pasca-polio
    • Skleroderma
    • Cedera sumsum tulang

    Dimana layanan terapi wicara dapat ditemukan?

    Saat ini banyak tempat yang menyediakan layanan terapi wicara. Seperti di rumah sakit, klinik-klinik, pusat tumbuh kembang anak, ataupun layanan home visit seperti BHB (Bintang Hati Bunda). Seorang terapis wicara adalah seorang ahli di bidang wicara. Namun untuk kebutuhan ABK, masih bisa ditangani oleh terapis lainnya yang pada dasarnya mengetahui metode dan cara pembelajaran terapi wicara sendiri sesuai kebutuhan anak.
    Kapan anak harus mendapatkan layanan ini?

    Sebagai orang tua, kita sebaiknya mengetahui tahapan perkembangan anak setiap bulan atau tahunnya. Berikan stimulus disetiap aspek perkembangannya termasuk aspek komunikasi/ bicaranya agar perkembangan anak dapat berkembang sesuai usianya. Menurut dokter spesialis anak, batas toleran anak belum dapat bicara sedikitpun (babling, mengoceh) adalah 18 bulan. Jika sudah begitu, segeralah konsultasikan ke dokter. Memang perkembangan setiap anak berbeda-beda termasuk pada aspek bicaranya. Namun, tidak ada salahnya kita sebagai orang tua lebih cepat tanggap dengan perkembangan anak. Lebih cepat ditangani, maka akan lebih baik kan dari pada terlambat, kita tidak bisa mengulang waktu yang sudah dilewati. Waktu yang baik untuk penerapan terapi wicara (untuk ABK) adalah pada saat usia anak dibawah 3 tahun. Semakin cepat anak mendapatkan penanganan, semakin cepat perkembangan yang akan dirasakan. Ditambah lagi dengan intensitas terapi yang baik dan pengulangan materi dirumah. Pasti anak akan lebih cepat berkembang.

    Untuk beberapa anak berkebutuhan khusus biasanya sebelum mendapatkan layanan terapi wicara, anak sebaiknya mendapatkan terapi perilaku terlebih dahulu/ berdampingan. Karena pada banyak kasus ABK apalagi anak autis, lebih baik mereka belajar kepatuhan dan kontak mata dulu sebelum melanjutkan ke program terapi wicara agar dapat belajar dengan efektif.

    Untuk kasus orang dewasa, terapi diberikan setelah saran dari dokter (sesuai kebutuhan).

    Apa saja yang dilakukan saat terapi wicara?



    Komponen dan metode dalam terapi wicara, antara lain:

    • Fonasi
    • Resonansi
    • KelancaranIntonasi
    • Variasi pola titinada
    • Suara dan pernafasan

    Komponen bahasan dan komunikasi yang terlibat adalah:

    • Fonologi
    • Manipulasi suara
    • MorfologiSintaksisTata bahasa
    • Semantik
    • Interpretasi atau penerjemahan tanda dan lambang komunikasi
    • Pragmatis

    Program pengobatan/ pembelajaran terapi wicara berbeda-beda setiap pasiennya tergantung kebutuhan dan hambatan yang dialami.

    Untuk anak usia sekolah, terapi dipadukan dengan layanan edukasi khusus, yang dikenal sebagai IEP (Individualized Education Program). Program ini untuk mendidik anak sesuai dengan tingkat dan fase yang dapat dipahami.

    Beberapa teknik yang juga diterapkan adalah:

    • Bersiul, untuk meningkatkan penguasaan otot-otot mulut, tenggorokan, dan lidah
    • Mainan dan boneka tangan
    • Pemadu suara
    • Teknologi asistif
    • Permainan berbicara
    • Kartu bergambar

    Referensi: https://www.google.co.id/amp/s/www.docdoc.com/id/info/specialty/terapis-wicara/amp

    0

    Mengenal lebih dekat dengan terapi okupasi

    Apa itu terapi okupasi?
    Terapi Okupasi adalah bentuk layanan kesehatan kepada masyarakat atau pasien yang mengalami gangguan fisik dan atau mental dengan menggunakan latihan/ aktivitas mengerjakan sasaran yang terseleksi (okupasi) untuk meningkatkan kemandirian individu pada area aktivitas kehidupan sehari-hari, produktivitas dan pemanfaatan waktu luang dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tujuan utama dari Okupasi Terapi adalah memungkinkan individu untuk berperan serta dalam aktivitas keseharian. Seperti untuk anak berkebutuhan khusus yang pada umumnya memiliki kemampuan motorik halus yang perlu dilatih agar dapat mengerjakan berbagai aktifitas dengan mandiri seperti makan, minum, memakai dan melepas pakaian, memegang pensil dll.

    Siapa saja yang harus mendapatkan layanan terapi okupasi?

    Terapi okupasi sangat dibutuhkan untuk anak berkebutuhan khusus. Diperlukan perhatian khusus dan energi ekstra untuk mempelajari keterampilan dasar dalam perawatan diri (makan, mandi, dsb) atau keterampilan akademiknya. Contoh: menulis. Melakukan aktivitas menulis memerlukan keterampilan yang komplek, diantaranya: integrasi visual motorik (koordinasi mata dan tangannya), kognitif perceptual, perencanaan gerak, kekuatan otot, hubungan ruang dan jarak, dan masih banyak komponen lain yang dipelukan didalamnya. Disini peran terapi okupasi yaitu mempersiapkan dan melatih anak agar siap melakukan berbagai kegiatan sehari-harinya dengan mandiri.

    Untuk kondisi dewasa, yang biasa ditangani okupasi Terapis diantaranya kondisi neurology dan ortopedi. Contohnya, stroke, frozen shoulder (bahu beku), TBI (Traumatic brain injury/cidera kepala), SCI (Spinal cord injury/paraplegia), kondisi luka bakar, osteoarthritis, remathoid arthritis, fraktur (patah tulang), amputasi, dan sebagainya. Dengan menggunakan Okupasi Terapi, dapat membantu proses penyembuhan seorang individu atau pasien agar mandiri dan tidak bergantung pada orang lain dalam melakukan aktivitas sehari-harinya.

    Dimana layanan terapi okupasi bisa didapatkan?

    Saat ini banyak tempat yang menyediakan layanan terapi perilaku. Seperti di rumah sakit, klinik-klinik, pusat tumbuh kembang anak, ataupun layanan home visit seperti BHB (Bintang Hati Bunda). Seorang terapis okupasi adalah seorang ahli di bidang okupasi. Namun untuk kebutuhan ABK, masih bisa ditangani oleh terapis lainnya yang pada dasarnya mengetahui metode dan cara pembelajaran terapi okupasi itu sendiri.

    Kapan anak harus mendapatkan layanan ini?

    Waktu yang tepat untuk penerapan terapi okupasi (untuk ABK) adalah pada saat usia anak dibawah 3 tahun. Semakin cepat anak mendapatkan penanganan, semakin cepat perkembangan yang akan dirasakan. Ditambah lagi dengan intensitas terapi yang baik dan pengulangan materi dirumah. Pasti anak akan lebih cepat berkembang.

    Untuk kasus orang dewasa, terapi diberikan setelah saran dari dokter (sesuai kebutuhan).

    Apa saja yang dilakukan selama terapi okupasi?

    • Untuk Anak Berkebutuhan Khusus
    1. Terapi khusus untuk mengembalikan fungsi fisik, meningkatkan ruang gerak sendi, kekuatan otot dan koordinasi gerakan. Misalkan dengan kegiatan menggunting, massage tangan, menyobek, meronce, pasang puzzle, menempel, menjepit kertas, meremas, mengenal halus dan kasar dll.
    2. Mengajarkan aktivitas kehidupan sehari-hari seperti makan, berpakaian, belajar menggunakan fasilitas umum (telpon, televisi, dan lain-lain), baik dengan maupun tanpa alat bantu, mandi yang bersih, dan lain-lain.
    3. Membantu pasien untuk menyesuaikan diri dengan pekerjaan rutin di rumahnya, dan memberi saran penyederhanaan (simplifikasi) ruangan maupun letak alat-alat kebutuhan sehari-hari.
    • Untuk orang dewasa
    1. Meningkatkan toleransi kerja, memelihara dan meningkatkan kemampuan yang masih ada.
    2. Menyediakan berbagai macam kegiatan untuk dijajaki oleh pasien sebagai langkah dalam pre-vocational training. Dari aktivitas ini akan dapat diketahui kemampuan mental dan fisik, kebiasaan kerja, sosialisasi, minat, potensi dan lain-lainnya dari si pasien dalam mengarahkannya ke pekerjaan yang tepat dalam latihan kerja.
    3. Membantu penderita untuk menerima kenyataan dan menggunakan waktu selama masa rawat dengan berguna.
    4. Mengarahkan minat dan hobi agar dapat digunakan setelah kembali ke keluarga.

    Materi yang didapatkan setiap anak/ orang dewasa berbeda-beda sesuai kemampuan dan kebutuhan yang dilihat dari hasil asesmen pada awal terapi atau hasil rujukan dokter.

    Semoga bermanfaat. 

    0

    Mengenal lebih dekat dengan terapi perilaku

    Apa itu terapi perilaku?
    Terapi perilaku adalah suatu pendekatan atau intervensi kepada seseorang untuk merubah atau menghilangkan perilaku negatif menjadi perilaku yang sewajarnya dan tidak membahayakan dirinya sendiri ataupun orang lagi. Melalui terapi perilaku, anak akan belajar banyak konsep dan salah satunya adalah konsep sebab akibat. Adapun tujuan terapi perilaku ini adalah supaya terciptanya perilaku baru yang lebih baik dari sebelumnya, anak bisa melakukan kegiatan sehari-hari dengan mandiri tidak bergantung pasa orang lain dan anak dapat bersosialisasi dengan teman-teman dan lingkungannya.

    Siapa saja yang harus mendapatkan layanan terapi perilaku?

    Terkadang kita merasa aneh dan was was mendengar kata terapi. Tak sedikit juga orang tua yang beranggapan bahwa terapi (khususnya terapi perilaku) adalah penanganan untuk anak dengan gangguan yang serius. Padahal terapi dapat diberikan bukan hanya kepada anak dengan gangguan serius saja. Anak yang suka marah-marah (emosi), anak yang terlalu pasif, anak yang sulit konsentrasi belajar, anak yang sulit di atur bahkan anak yang baru mempunyai adik (cemburu) yang selalu bertingkahpun bisa mendapatkan layanan terapi ini (pembentukan karakter).

    Untuk anak yang sudah terlihat memiliki hambatan perkembangan dari segi sosial, bicara dan tingkah lakunya seperti autisme, speech delay, down syndrom, celebral palsy, disleksia dll baiknya segera diberikan layanan ini (sesuai kebutuhan). Biasanya untuk anak speech delay, sebelum mengikuti terapi wicara sebaiknya diberikan layanan terapi perilaku terlebih dahulu (atau berdampingan) karena tidak sedikit anak dengan keterlambatan bicara pasti memiliki hambatan sosial juga yang perlu diarahkan.

    Dimana layanan terapi perilaku bisa didapatkan?

    Saat ini banyak tempat yang menyediakan layanan terapi perilaku. Seperti di rumah sakit, klinik-klinik, pusat tumbuh kembang anak, ataupun layanan home visit seperti BHB (Bintang Hati Bunda). Namun sayang, setau saya layanan terapi ini belum banyak ditemukan di SLB- SLB Bandung. Hanya beberapa SLB yang menyediakan layanan ini.

    Kapan anak harus mendapatkan layanan ini?

    Waktu yang tepat untuk penerapan terapi perilaku (untuk ABK) adalah pada saat usia anak dibawah 3 tahun. Semakin cepat anak mendapatkan penanganan, semakin cepat perkembangan yang akan dirasakan. Ditambah lagi dengan intensitas terapi yang baik dan pengulangan materi dirumah. Pasti anak akan lebih cepat berkembang.

    Terapi perilaku sebaiknya diberikan pada awal penanganan pada anak berkebutuhan khusus sebelum dilakukannya terapi lainnya dengan tujuan agar anak lebih paham dan mengerti instruksi dan sudah bisa duduk diam apalagi untuk anak autism dan hyperaktif. Layanan terapi perilaku lebih didahulukan sebelum terapi wicara.

    Jika untuk anak dengan gangguan atau hambatan perkembangan lainnya seperti kesulitan mengontrol emosi, sulit konsentrasi juga anak yang tidak bisa diatur/ tidak disiplin maka sebaiknya, setelah dirasakan tingkah lakunya mengganggu aspek perkembangan lainnya maka segeralah diberi tindakan terapi perilaku.

    Apa saja yang dilakukan anak selama terapi perilaku?

    Selama terapi perilaku, kunci pertama yang diajarkan adalah pembentukan kontak mata dan kepatuhan. Ini berlaku untuk semua anak sesuai kekampuannya. Terlebih untuk anak autis yang memang sulit melakukan kontak mata dan kepatuhan. 

    Kontak mata saat dipanggil, kontak mata saag instruksi juga kontak mata saat dipanggil dari jauh. Kepatuhan saat menjalankan instruksi ataupun materi yang diberikanpun butuh pembiasaan. Dari mulai instruksi yang sederhana seperti duduk dan berdiri.

    Metode ABA adalah metode yang banyak dipakai untuk penanganan melalui terapi perilaku. Metode ini terukur dan terstruktur dengan baik. Adapun kurikulum didalamnya meliputi:

    1. Kemampuan kontak mata dan kepatuhan
    2. Kemampuan menirukan (gerakan)
    3. Kemampuan bahasa reseptif
    4. Kemampuan bahasa ekspresif
    5. Kemampuan pra akademik
    6. Kemampuan akademik dan
    7. Kemampuan bina diri

    Semua materi yang diberikan sudah terstruktur dari mulai kegiatan yang mudah hingga yang sulit dan dapat di ukur karena selalu ada catatan hasil perkembangan setiap harinya, juga evaluasi setiap tiga bulan.

    Materi yang didapatkan setiap anak berbeda-beda sesuai kemampuan dan kebutuhan anak yang dilihat dari hasil asesmen pada awal terapi.
    Semoga bermanfaat bunda.*